Sebuah kisah... |
Jadi banyak orang masih menganggap bahwa menabung itu sebuah beban. Tentu keliru akut. Menabung bukan beban, tapi saat ini sudah menjadi kebutuhan itu sendiri. Jadi menabung itu kebutuhan untuk mempersiapkan masa depan. Mengapa? Sebab Anda pasti tua/pensiun, pasti menyekolahkan anak, sakit bahkan tinggalkan dunia. Barangkali Anda bisa menundanya, tapi rata-rata hilang ditelan kesibukan, akhirnya tinggal kenangan dan menyesal saat tua tiba. Lalu, buat apa penyesalan Anda ciptakan?
Menghadiahkan Buku Polis
Saya ada sebuah contoh yang nyata. Barangkali bisa menjadi renungan bagi siapa saja baik yang muda terlebih yang sudah berkeluarga . Mumpung masih muda, sehat, produktif, dan semangat dalam usaha/kerja.
Seorang mahasiswa tingkat akhir YE Ashar Hadini Manag di salah satu Universitas Negeri di Kota Kendari. Saya memanggilnya Lead Ashar, usianya baru 21 tahun. Kebetulan salah satu Leader yang bertumbuh di team saya. Anak ke 4 dari 8 bersaudara asal Raha, Sulawesi Tenggara.
Dalam kesehariannya tak ubahnya mahasiswa pada umumnya. Tapi ada yang berbeda, selain seorang mahasiswa dia juga jadi nasabah pada program 3i-Networks Central Asia Raya. Kemudian turut memasarkan di sela tugas kampus dan sepanjang yang saya tahu, juga sambi sopir angkot. Tak ada sedikit rasa cangggung. “Yang penting halal dan dapat bantu uang kuliah, pandangan merendahkan tak pernah saya pikirkan”. Katanya di suatu kesempatan. Tak seperti mahasiswa pada umumnya yang rata-rata memiliki gengsi (jaga imej), lebih senang bikin tensi ortunya meninggi. (Halah)
Peluang yang ditawarkan 3i-Networks Central Asia Raya seperti melunaskan dahaganya selama ini, yang acap menemui kegagalan demi kegagalan. Aroma elegan dan edukasi dari bisnis 3i-Networks menjadi daya tarik tersendiri. Sungguh, sebuah profesi yang pas untuk kalangan mahasiswa yang dekat dengan dunia belajar. Tapi sayang, masih banyak yang cukup memilih jadi mahasiswa dan berdoa, semoga kiriman ortunya ngga terkendala tiap bulannya.
Bukan bermaksud memuji, hanya memperlihatkan data dan fakta. Bagi saya ybs pantas menjadi inspirasi. Seorang mahasiswa mau nabung saja sudah luar biasa, karena berani sisihkan di awal kiriman ortunya dan menunda kesenangan agar bisa menabung. Lalu, bagaimana dengan mereka yang mau juga ikut memasarkan? Tentu lebih dahsyat lagi.
Maka tak heran, seorang Ashar selain bisa nabung gratis untuk diri sendiri juga sudah memiliki pendapatan bulanan layaknya karyawan. Dan yang mencengangkan, secara diam-diam juga SUDAH mempersiapkan tabungan proteksi untuk Ayah, ibu juga adiknya. Sekali lagi MASIH seorang mahasiswa, menghadiahkan buku polis untuk orang-orang terkasih.
Bagaimana dengan kita?
Salam SMART
Anto Cahaya